Senin, 28 November 2011


















http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html

1 PENGERTIAN KERTAS

Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda disebut papier. Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari bahan bakunya : tumbuh-tumbuhan. Kertas dibuat unutk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.

2.2 SEJARAH KERTAS

Pada masa awal-awal keberadaan kertas sangat dekat denagn kegiatan menulis. Dapat dikatakan bahwa sebuah peradaban mulai bersentuhan dengan kertas maka kegunaan kertas sangat berkaitan dengan fungsinya sebagai media untuk menulis. Walaupun kertas dekat dengan dunia tulis-menulis ternyata tidak sesuai dengan kelahiran budaya tulis. Saat budaya tulis mulai dikenal oleh manusia, kertas bukanlah media pertama yang digunakan sebagai media untuk menulis. Sebelumnya , manusia menggunakan media lainnya seperti : tulang, batu, tanah liat, logam, kulit pohon, dan lembaran-lembaran kayu.
Mesir merupakan negeri yang pertama kali bersentuhan dengan budaya kertas. Kertas pertama kali dibuat dari sejenis tanaman, Cyperus papyrus. Setelah kertas produk Mesir hilang dari peredaran, muncul kertas produk baru Cina. Produk Cina mulai dikenal pada abad ke-2 M. Orang yang berjasa mengenalkan kertas ebagai produk peradaban manusia adalah T’sai Lun, pegawai biasa pada kerajaan Cina semasa Kaisar Ho Ti. Kertas produk T’sai Lun yan gberbahan dasar pohon murbei dalam waktu singkat menggantikan fungsi berbagai media tulis yang telah digunakan sebelumnya oleh Negara tersebut seperti, bambu dan kain sutera. Berkat jasanya menemukan kertas, Kaisar Ho Ti kemudian memberi gelar bangsawan kepada T’sai Lun.
Pada awal abad ke-7, terjadilah transfer pertama kali dalam hal teknologipembuatan kertas. Negeri pertama yang menerima transfer pembuatan kertas adalah Jepang. Setelah Jepang menyusul Korea, Nepal dan India pada abad ke-9. Sementara dunia Arab telah mengenalnya sejak abad ke-8. Teknologi pembuatan kertas mulai menyebar kenegara-negara Eropa seperti Spanyol, pada pertengahn abad ke-12, kemudian Prancis, Italia, Jerman dan Swiss.
Seiring dengan perkembangan peradaban, pembuatan kertas terus mengalami penyempurnaan baik dalam hal penggunaan bahan mentah, proses pembuatan, maupun teknologi pembuatan. Setelah menyebar ke Negara Eropa pembuatan kertas tidak lagi dilakukan secara manual melainkan secara mekanis. Pohon murbei bukan lagi satu-satunya bahan mentah kertas, sebab digunakan pula bahan-bahan mentah lainnya seperti rumput esparto, jerami, dan kayu. Dalam kaitannya dengan inovasi dalam proses pembuatan kertas dengan menggunakan mesin, kiranya perlu dicatat nama-nama penemu dan pengembang mesin pembuat kertas, seperti Nicolas Louis Robert dan St. Leger Didot dari Prancis (1798) serta Henry dan Sealy Fourdriner dari Inggris.
Persentuhan budaya tulis di Indonesia dimulai pada abad ke-5, sebagaimana dibuktikan oleh temuan-temuan dari prasasti kerajaan tarumanegara dan yupa dari Kutai. Kertas belum menjadi media yang digunakan untuk menulis. Mereka menggunakan batu sebagai alat untuk menulis. Dengan demikian, kertas bukan media yang pertama kali digunakan sebagai alat untuk menulis di Indonesia.
Meski demikian, disebut-sebut ada dua jenis kertas pada masa awal-awal persentuhan Indonesia dengan kertas, yaitu kertas tradisional dan kertas pabrik. Kertas Tradisonal adalah kertas hasil kreasi bangsa Indonesia yang dibuat melalui cara-cara yang tradisional dengan bahan mentah yang umumnya terbuat dari kulit kayu. Contoh kertas tradisional yang bernama daluang yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar dari kulit kayu pohon paper mulberry “ Broussonetia papyrifera vent” atau yang dalam tradisi masyarakat sunda dikenal dengan nama pohon saeh, Jawa (glulu/glugu), Madura (dhalubnag/dhulubang) dan di Sumba Timur dikenal kembala.
Kaitannya dengan kertas pabrik, pada kenyataan sejarah awal tentang permulaan produksi kertas dengan cara manual kemudian menggunakan mesin, dapat dikatakan bahwa perentuhan Indonesia dengan kertas sangat mungkin baru dimulai saat ada kontak dengan budaya asing yagn telah menjadikan kertas sebagai media untuk kegiatan menulis.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah sangat mungkin persentuhan Indonesia dengan kertas telah dimulai sejak abad ke-13. Adapun kertas pabrik yang pertama kali masuk ke Indonesia didatangkan oleh para pedagang muslim yang berasal ari Arab. Selanjutnya persentuhan Indonesia dengan kertas pabrik semakin mendalam pada zaman VOC.

2.3 BAHAN-BAHAN PEMBUATAN KERTAS

Jenis-jenis bahan mentah
Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu bahan baku, bahan pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah bahan utama pembuatan kertas. Bahan baku diubah hingga menajdi barang baru yang mempunyai wujud dan sifat berlainan dari bahan asalnya. Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan utnuk memperlancar pembuatan kertas. Bahan pelengkap adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuata kertas agar memperoleh hasil yang baik tanpa bahan pelengkap kertas yang dihasilkan banyak mengandung cacat dan tidak sempurna.

a. Bahan Baku

Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat seperti : jerami padi, bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila, rosella, murbai, kapas, lena dan jenis tanaman-tanaman lainnya yang cukup banyak tersedia di alam. Batang-batang kayu pun digunakan sebagai bahan baku. Hampir semua jenis kayu baik kayu keras maupun lunak tanpa kecuali dapat dijadikan bahan baku kertas. Karena kayu mempunyai kandungan selulosa cukup banyak (40-45 %) (JF Dumanauw, 1984). Seperti yang kita ketahui selulosa adalah komponen utama pembuatan kertas. Namun, produk kertas dari bahan nonkayu masih dibuat karena bahan jenis ini mempunyai keunggulan yakni lebih kuat dibandingkan dengan selulosa kayu. Kertas jenis ini dipergunakan sebagai kertas tulis, kertas penjilidan buku, kertas cetak biru, uang kertas, dan bahan lain ayng memerlukan kertas dengan ketahanan tinggi (Encyclopaedia Britanica, 1970)

b. Bahan Pembantu

Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang pertama adalah air bersih dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia yang berbeda-beda peranannya. Tidak semua bahan-bahan kimia ini dipergunakan sekaligu tetapi tergantung kepada jenis kertas yang diproduksi (Monareh, 1982).

Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :

- Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci. Air sangat diperlukan dalam pembuatan kertas.
- Bahan pemutih, diperukan untuk membuat kertas menjadi putih bersih sebab bahan baku kertas tidak berwarna. Bahan pemutih tersebut yaitu :
Hidrogen Peroksid
Natrium Peroksid
Natrium Bisufat
Kalium Bisulfat
- Bahan penghancur kayu, diperlukan untuk menghancurkan kayu tidak dengan cara mekanis tetapi bahan reaksi kimia. Bahan penghancur tersebut adalah :
Asam > Asam sulfat
Alkali > Sodium Hidroksid
- Bahan pewarna , diperlukan apabila hendak membuat kertas-kertas berwarna.

c. Bahan Pelengkap

Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam industri kertas. Bahan-bahan tersebut adalah :
- Bahan Pengisi, bahan untuk menutup lubang-lubnag halus pada permukaan kertas. Sehingga diperoleh kertas yang rata dan halus. Diantara bahan-bahan tersebut adalah :
Kaolin
Tanah Diatomea
Gips
Kapur Magnesit
- Bahan perekat, bahan untuk mengikat serat atau selulosa kayu agar lebih kuat dan kokoh diantaranya :
Perekat arpus
Perekat hewani
Perekat tepung kanji

2.4 PEMBUATAN KERTAS

Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai. Kedua tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :

a. Pembuatan Barang Setengah jadi

Pada tahap ini ada lima cara pembuatan pulp berdasarkan dua prinsip ialah prinsip dengan manggunakan tenaga mekanis dan prinsip dengan menggunakan proses reaksi kimia. Kelima cara tersebut ialah :
- Pembuatan pulp secara mekanis.
- Pembuatan pulp secara kimia yakni dengan mempergunakan bahan-bahan kimia tertentu, untuk dikenal tiga macam bahan kimia yang mempunyai fungsi berbeda-beda sesuai dengan jenis kayu yang diolah. Bahan-bahan tersebut adalah :
Asam sulfat (Proses asam)
Asam Sulfit (Proses asam)
Soda Natron (Proses alkali)
- Pembuatan pulp secara kombnasi anatara penggunaan tenaga mekanis dan reaksi kimia. Cara ini juga dikenal dengan nama semi chemical.
Sebelum kayu diolah menjadi barang setengah jadi terlebih dahulu batangbatang kayu yang baru ditebang dar hutan dikupas dulu kulitnya. Kemudian balok-balok kayu tersebut dipotong-potong menjadi log atau keratin berukuran 15-20 cm, selanjutnya melalui conveyer log dikirim ke mesin ‘chipper’ unutk diproses hingga menjadi serpihan (hip). Pada proses pengolahan pulp secara mekanis, serpihan kemudian dihancurkan melalui mesin penggilas yang terbuat dari beton sampai lumat, dicampur dengan air hingga menjadi bubur. Kandungan bubur ini adalah serat-serat kayu, damar kayu (yang menyebabkan kertas cepat berwarna kuning apabila kena sinar matahari ), pektin dan lignin. Bahan dasar ini digunakan untuk pembuatan kertas yang tidak memerlukan keuletan dan untuk pemakaian jangka pendek misal kertas untuk membuat Koran (MOnareh, 1982). Pada pengolahan pulp secara kimia, serpihan-serpihan kayu dimasukkan ke dalam ketel pemaak yang disebut digester bersama air dan bahan kimia yang diperlukan, dipanaskan dengan uap tinggi selam 16 -20 jam. Hal ini dilakukan agar lignin, pektin dan dammar dapat dipisahkan dan dikeluarkan dari bahan bahan dasar sehingga yang tertinggal hanya serat-serat kayu murni dan selulosa. Dengan begitu mutu kertas yang dihasilkan dari bahan ini akan jauh lebih baik. Tergantug pada jenis kayu yang akan diolah dan bahan kimia yang dipilih akan diperoleh tiga jenis selulosa sebagai berikut :
- Pemakaian soda natron menghasilkan selulosa natron yang lunak dan panjang. Warna selulosa agak gelap karena itu perlu proses pemutihan jika ingin memebuat kertas putih dari bahan ini. Hal itu tidak perlu dilakukan kalau tujuannya untuk membuat kertas bungkus Yang tidak berwarna putih. Proses natron baik untuk memisahkan damar kayu.
- Pemakaian asam sulfat menghasilkan selulosa sulfat yang lebih panjang dari selulosa natron, warn aayng dihasilkan pun agak gelap sehingga perlu diputihkan dahulu apabila hendak memebuat kertas putih.
- Pemakain asam sulfit menghasilkan selulosa sulfit yang berkualitas lebih baik dari dua macam selulosa lainnya. Warna selulosa tetap putih sehingga tidak perlu pemrosesan lebih lanjut untuk memutihkan.
Kemidian bahan yang telah digester dibersihkan dari mata kayu, pecahan kayu dan kotoran benda berat/pasir. Tambahan air diperlukan agar bubur kayu dapat dibebaskan dari sisa-sisa bahan kimia. Aliran selulosa yang sudah bersih dari bahan kimia dilairkan kekotak penyaring yang dilengkapi dengan baling-baling pengaduk cairan. Melalui saringan di ujung kotak partikel-partikel kasar seperti mata kayu dan pecahan-pecahan kayu, sedangkan partikel halus hanyut melewati saringan dan masuk ke dalam bak penangkap pasir. Didalam sini partikel alus dan besar akan mengendap, sedangkan partikel halus dan ringan akan terus hanyut menuju penangkap yang lain yang akan mengnyaring sisa-sisa zat kayu halus, sehingga selulosa murni saja yang berhasil lolos keluar dari system pembersihan ini. Sebelum itu selulosa perlu diputihkan dahulu didalam bak khusus yang telah berisi bahan-bahan pemutih.

b. Pembuatan Barang jadi

Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih kemudian dimasukkan ke dalam alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan bahan pelengkap (bahan pengisi dan bahan perekat) dan air. Di dalam alat ini adonan dicampur sampai homogen, serat-serat selulosa saling berkaitan, pori-pori erat penuh tertutup bahan pengisi dan seluruh susunan terlumuri bahan perekat. Dalam keadaan ini adonan telah siap untuk dijadikan lembaran-lembaran kertas. Kemudian adonan basah dialirkan ke mesin fourdriner. Mesin ini berupa saringan kasa tembaga (fine mesh bronse screen) meyerupai pita besar yang tidak putus karena terus berputar. Diatas saringan ini adonan ditebarkan hingga membentuk lembaran tanpa putus yang terus bergerak. Di tengah-tengah saringan terdapat rol penggilas (dandy roll) yang berfungs sebagai pemeras air. Lembaran yang telah dilewati dandy roll kadar airnya berkurang dan rata tebalnya. Keluar dari mesin fourdriner, kemudian lembaran kertas basah (web) masuk kedalam mesin press. Prinsip kerja mesin ini tidak beda jauh dengan mesin terdahulu tetapi lebih banyak memiliki rol-rol penggilas agar lebih menekan air sebanyak-banyaknya keluar dari kertas. Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong - potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

SKEMA PEMBUATAN KERTAS
Proses pulping atau pembuatan bubur kertas dapat diuraikan menjadi 9 bagian atau tahapan, sebagai berikut;

1• Woodyard – Dimana sebuah lapangan luas umumnya terbuka tempat menerima dan menyimpan kayu gelondongan yang selanjutnya proses pengkulitan, pemotongan kecil-kecil & penyaringan potongan kayu.

2• Barker – dalam proses penghilangan kulit kayu ini grlondongan kayu dimasukkan dalam "debarking drums", gelondongan silinder berputar mengakibatkan gelondongan kayu ikut berputar dan bergesekan satu dengan yang lain melucuti kulit kayunya.

3• Chipper – mesin pemotong gelondongan kayu menjadi ukuran kecil yaitu kurang dari 2 cm dan setipis 1/2 cm.

4• Screen – diperlukan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih besar dari target ukuran diatas, dan menghilangkan debu mesin potong yang tidak perlu.

5• Digester – prinsipnya seperti panci masak didapur tempat ibu atau istri anda masak. Potongan kayu yang disebut chips dimasak dengan suhu dan tekanan yang tinggi dalam suatu larutan kimia penghancur. Larutan dan proses masak ini akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu yang diinginkan dari "lignin" yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan serat kayu bersatu.

6• Chemical Recovery and Regeneration – proses sampingan kimia inorganik yang diolah ulang dari proses "memasak" sebelumnya, untuk memasak kembali. Bahan kimia buangan dari proses memasak sebelumnya masih dapat diproses ulang, tidak dibuang begitu saja.

7• Blow Tank – ibaratnya setelah selesai dimasak maka makanan disimpan dalam panci penyimpan untuk disajikan kemudian sesuai selera masing-masing individu, apa mau sedikit asin, manis, indah didekorasi dan lain sebagainya. Disini serat kayu sudah terpisah satu sama lain, secara resmi mereka sudah disebut pulp atau bubur kertas.

8• Washing – "mesin cuci" ini akan membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang masih tertinggal, yang dikirim keproses nomor 6 yaitu chemical recovery process. Ibaratnya saat anda masak nasi, maka beberapa kali anda mentiriskan air beras yang anda cuci sebelum dimasak supaya kotoran hilang. Harap diingat disini anda bukan bertujuan membuatnya menjadi putih bersih! Pada tahap ini bubur kertas secara alami berwarna coklat dan umunya digunakan untuk membuat kertas kantong dan corrugated box yang coklat.

9• Bleaching – proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

2.5 JENIS-JENIS KERTAS

1. Kertas bungkus : untuk semen, kertas lilin
2. Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka
3. Kertas cetak : untuk buku cetak
4. Kertas tulis : HVS
5. Kertas Koran
6. Kertas karton
7. Kertas hard Board

2.6 SIFAT-SIFAT KERTAS

Tebal-tipisnya kertas akan menentukan mudah sukarnya pengerjaan. Pada umumnya kertas dapat diperlakukan sebagai berikut :
- Dapat dibakar dengan mudah
- Dapat menyerap air
- Dapat dilipat kesegala arah
- Dapat dipotong dengan gunting atau pisau
- Dapat dirobek
- Dapat direkat dengan lem
- Dapat ditoreh dengan benda runcing atau tumpul
- Dapat digulung dengan mistar
- Dapat diremas dengan tangan
- Dapat ditusuk denagn jarum atau benda lainnya yang runcing
- Dapat disambung dengan stapler
- Dapat dijepit dengan kertas
- Dapat dilubangi dengan alat khusus

2.7 TEKNIK PENGERJAAN KERTAS

Ada beberapa teknik dalam pengerjaan kertas yang dapat dikembangkan sehingga menghasilkan karya –karya yang menarik. Beberapa teknik dasar dikombinasikan sehingga menghasilkan benda yang lebih bervariasi. TEknik-teknik dasar tersebut sebagai berikut :

a. Teknik Dasar Memotong (cutting)
Teknik ini memberikan kesempatan untuk menemukan dan menyusun gambar dekoratif maupun benda hias baik dalam pola simetri, pola asimetri maupun pola bebas. Untuk mencapai tujuan tersebut harus melakukan beberapa cara yaitu :
Menentukan bentuk dasar yang akan dikerjakan misalnya : persegi panjang, persegi, segitiga, lingkaran, ellips, atau yang lainnya
Kemudian bentuk dasar terpilih (misal persegi) diletakkan di atas kertas lain sebagai alas dengan warna yang berbeda. Agar kertas yang akan dikerjakan terlihat jelas.
Bentuk terpilih dipotong dan direnggangkan sehingga terlihat adanya pemisahan menjadi dua bagian. Dengan cara demikian akan diperoleh hasil yang sangat beragam dalam jumlah tak terbatas. Pemisahan dapat dilakukan dengan garis lurus atau garis lengkung sehingga membentuk kreasi baik dalam pola simetri atau lainnya.

b. Teknik Dasar Melipat (folding)
Teknik dasar ini memberikan penemuan bentuk-bentuk dekoratif (origami). Benda bidang dan benda tiga dimensional.
c. Teknik Dasar Menoreh (scoring)
Teknik ini menghasilkan gambar timbul (relief). Torehan-torehan yang dibuat pada gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan gambar tersebut sebagai relief.
d. Teknik Dasar Menyambung (bending)
Teknik ini memberikan bentuk-bentuk geomatri, memperluas bidang atau memperpanjang kertas.
e. Teknik Dasar Menggulung (curling)
Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang tidak dapat dicapai dengan teknik lain.
f. Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong
g. Teknik Dasar Gabungan meotong, menyambung dan menggulung