Jumat, 24 September 2010

Self Publisher, Hobi Menjadi Peluang Bisnis
















Bagi Anda yang gemar menuangkan ide-ide kreatif dan gagasan melalui tulisan, mungkin hal ini adalah suatu yang menyenangkan dan ternyata bisa menghasilkan uang. Keuntungan dari hobi menulis ini sangat banyak, mulai dari menambah wawasan dan pengetahuan, dikenal khalayak dan ternyata bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan.
Bagaimana caranya? Mungkin kebanyakan dari Anda berpikir bahwa sulit untuk menerbitkan sebuah tulisan atau buku sampai dibaca banyak orang, mulai dari menyodorkan naskah ke penerbit, mencetak dan mendistribusikan, pasti itu sangat sulit. Tapi ternyata tidak serumit itu. Anda bisa menjadi penerbit buku sendiri. Inilah yang dinamakan Self Publisher.

Self Publishing adalah bentuk peluang usaha yang bisa dikerjakan di rumah. Semua kegiatan penerbitan bisa Anda kelola dari rumah. Definisi sebenarnya dari self-publishing adalah ketika seorang penulis memutuskan menerbitkan sendiri naskahnya (bahkan mengedit dan menataletaknya sendiri), lalu menggunakan jasa penerbitan dengan kontrol penuh sebagai klien, dan bernegosiasi langsung dengan percetakan. Ia mengontrol secara lengkap semua proses penerbitan, percetakan, dan pemasaran. Ia menginvestasikan waktu dan uangnya hingga memperoleh imbalan lebih besar daripada menerbitkan melalui jalur konvensional penerbitan biasa.

Modalnya besar? Tidak juga. Sebagai Self Publisher, Anda bukan berarti harus membeli semua perlengkapan seperti mesin cetak dan lain-lainnya, tapi cukup bermodalkan ide brilian dan 1 unit PC lengkap. Berikut langkah awal dan tahapan memulai usaha penerbitan sendiri / Self Publisher bagi Anda yang berminat menekuninya.

Yang harus diperhatikan bila Anda berniat menjadi self publisher adalah 2 hal berikut:

  1. Tentukan Ide. Untuk memulai suatu tulisan, seperti biasa Anda harus menentukan ide apa yang tepat dijadikan ulasan dalam tulisan ini. Ide orisinil dan brilian biasanya akan mendongkrak buku Anda sehingga menjadi best seller.
  2. Target Pasar. Sasaran pasar atau konsumen dari tulisan Anda harus jelas. Misalnya Anda membuat ulasan mengenai strategi bisnis, jelas yang menjadi target market Anda bukan kalangan remaja ABG. Pelajari dengan seksama sebelum menentukan target pasar.
Kalau Anda benar-benar berniat menekuni dan mencoba peruntungan di bidang penerbitan sendiri, ruzh akan memberikan 8 tahapan persiapan yang harus anda lakukan.

Persiapan Naskah
Setelah 2 hal diatas, Anda harus memiliki naskah yang siap diterbitkan, artinya naskah tersebut sudah tersunting rapi dan lengkap. Bila Anda memulai usaha ini hanya untuk berpetualang di bidang penerbitan, mungkin Anda tidak akan terlalu pusing bila buku Anda tidak begitu laku di pasar. Namun bila Anda ingin benar-benar melihat peluang dari segi finansial, maka Anda harus fokus dalam menentukan naskah. Pilih tema yang sedang hot dan disukai pasar.

Persiapkan Modal
Karena namanya self publisher, berarti Anda harus mencetak dan mempromosikan karya Anda sendiri. Siapkan modal yang cukup untuk kegiatan ini. Sebagai gambaran, dengan modal sekitar Rp15-30 juta Anda sudah bisa menerbitkan buku dengan ukuran 14 x 21 cm, dengan rata-rata ketebalan antara 150-200 halaman dan oplah mencapai 3.000 eksemplar. Di sejumlah kota seperti di Yogyakarta, Bandung, Malang, dan Surabaya, kadang dengan modal di bawah Rp10 juta pun bisa jalan dengan jumlah cetak yang lebih sedikit.

Modal disini memang kebanyakan menjadi kendala tersendiri bagi pemula. Tak jarang ada penulis yang memanfaatkan royalti buk-bukunya sebagai modal awal penerbitan mandiri mereka. Sebagian lagi ada yang patungan dengan rekan-rekannya.

Nama Usaha Penerbitan Anda
Ini sama halnya dengan membuat suatu image dipasar. Tentukan nama usaha yang baik dan mencerminkan buku-buku apa yang Anda hasilkan nanti. Memiliki nilai jual, mudah diingat dan unik akan memberikan nilai tersendiri bagi usaha penerbitan mandiri Anda.

Siapkan Tata Letak dan Design Cover
Desain cover suatu buku menjadi nilai penting untuk menceritakan intisari buku dalam sebuah gambar. Kebanyakan konsumen tertarik membeli buku disamping karena judul dan isi, juga karena covernya menarik. Ini bisa dibilang pekerjaan yang gampang-gampang susah. Kenapa? Sebenarnya, bila Anda menyukai bidang desain dengan software komputer mungkin tidak terlalu mengalami kesulitan. Tapi bila Anda tidak terlalu mengerti, jangan khawatir, Anda bisa menyewa tenaga desain freelance profesional. Masalah harga bagaimana?

Untuk tata letak buku, biayanya bervariasi tergantung pada ketebalan buku serta ornamen-ornamen di dalamnya. Jika naskah buku banyak menggunakan grafik, foto, atau detail ornamen yang rumit, maka biaya tata letaknya bisa agak mahal ( standar Rp. 1.500.000,- s/d 3.000.000,- ). Sementara, tata letak buku yang hanya berisi teks tidak memerlukan biaya mahal karena relatif lebih mudah dikerjakan (standar Rp. 750.000,- s/d 1.500.000,- ).

Soal biaya desain cover bervariasi, tergantung pada siapa yang mengerjakan dan jenis desain yang dikehendaki. standar fee desain cover berkisar antara Rp. 400.000,- s/d 800.000,-. Bahkan ada seorang desaine buku yang menetapkan fee sebesar Rp10 juta.

Mengurus ISBN dan Barcode
ISBN adalah identitas sebuah buku yang berlaku internasional. Untuk pengurusan ISBN dan barcode buku, Anda bisa datang ke Perpustakaan Nasional.

Cara mendapatkan ISBN mudah sekali. Kita cukup menyiapkan satu surat permohonan ISBN (ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional u.p. bagian ISBN) dengan dilengkapi fotokopi halaman judul buku, halaman hak cipta, daftar isi, dan pendahuluan. Berkas bisa dikirim via pos, faksimili, atau diantar langsung ke: Gedung Perpustakaan Nasional RI (lantai 2) di Jalan Salemba Raya 28-A, Jakarta (Telp: 021-3101411 psw 437).

Bila Anda baru pertama kali menerbitkan buku, maka akan diminta mengisi formulir keanggotaan ISBN dan Anda akan mendapatkan kartu keanggotaan ISBN dan usaha penerbitan Anda akan tercatat di Perpustakaan Nasional. Biaya pengurusan ISBN pun tidak mahal, kira-kira Rp 25.000 (tidak termasuk barcode).

Pilih Percetakan yang Tepat
Pilihlah percetakan yang sudah berpengalaman dalam mencetak buku. Jangan terlalu tergiur dengan percetakan yang menawarkan harga miring yang penting adalah kualitas cetak dengan harga yang wajar. Kalau kualitas cetaknya buruk, lupakanlah soal kredibilitas, kepercayaan, dan soal brand penerbitan maupun penulisnya.

Perhitungan Harga Jual Per Buku
Anda baru bisa mengetahui berapa harga jual sebuah buku setelah mengetahui biaya cetak dan komponen-komponen biaya lainnya (desain kaver, tata letak, editing, promosi).

Untuk mengkalkulasi harga jualnya yaitu: seluruh biaya produksi pencetakan dibagi dengan jumlah oplah buku, lalu dikalikan lima, hasilnya adalah harga jual buku kita.
Contoh: biaya produksi Rp 18.000.000 dibagi jumlah cetak 2.000 eksemplar=Rp 9.000) dikalikan 5 = Rp 45.000*). Harga buku Anda di toko buku adalah Rp 45.000
*)Formula harga di atas adalah yang paling umum digunakan dan membuat harga buku tetap terjangkau.

Pilih Distributor yang Baik
Anda harus menentukan distributor untuk pemasaran buku Anda pada saat naskah buku naik cetak. Jadi ketika buku selesai cetak, buku bisa langsung dikirim ke distributor, tidak banyak waktu terbuang.

Hampir semua distributor buku menggunakan sistem konsinyasi (pembayaran sesuai buku yang laku). Distributor (yang nantinya dibagi dengan toko-toko buku) akan meminta potongan harga berkisar antara 45-60 persen dari harga jual buku. tapi ini bisa dinegosiasikan dengan pihak distributor. Anda akan menerima laporan penjualan buku dari pihak distributor.

Sumber : http://www.lintasberita.com